Aku Juga Ingin Bahagia

Friday, November 18, 2011

            Ini di mulai saat aku bisa menentukan jalanku sendiri. Jalan yang akhirnya membawaku pada saat ini juga. Aku tak pernah merasa berdosa ataupun menyesal telah memilih sendiri jalan hidupku. Aku bangga terhadap diriku sendiri dan bangga akan apa yang telah aku dapatkan sejak saat ini. Aku bisa berpikir, bertindak, berbicara setiap saat. Ini adalah kebebasanku, karena ini adalah tanggung jawabku bukan tanggung jawab orang lain.
            Aku terlahir sebagai seorang manusia. Terlahir dari rahim seorang ibu bertahun-tahun lalu. Aku tak ingat kapan pertama kali aku menghirup udara bumi ini, kapan pertama kali aku melihat indahnya alam surga ini, kapan pertama kali aku mengucapkan sebuah kata, dan kapan pertama kali aku berpikir akan kehidupan ini. Aku tersadar akan semua itu jauh-jauh hari setelah aku dilahirkan. Aku tersadar akan Kemahakuasaan Tuhan yang telah menciptakan manusia, menciptakan Mahluk Hidup, menciptakan Alam Semesta ini dengan penuh warna-warni.
            Terlepas dari itu, kini aku sudah berumur 17 Tahun. Menurutku umur tak menentukan seberapa besar manusia dapat berpikir secara rasional. Tahun ini aku mencoba untuk memulai sebuah kehidupanku yang baru, tapi itu sia-sia. Mustahil aku bisa merubah prinsip hidupku hanya dengan sekejap mata. Aku telah terbiasa untuk menjalankan hidupku layaknya tidak seperti remaja lainnya. Bersenang-senang, belajar, berteman, berkumpul dan lain sebagainya. Aku tak mungkin bisa melakukan itu. Sejujurnya aku tidak terlalu suka pada keramaian, apalagi jika harus pergi ke suatu tempat yang penuh sesak. Itu terkadang membuatku kepalaku sakit dan lemah. Aku lebih suka berdiam diri. Diam adalah emas, menurut sebagaian orang. Aku tak berpikir bahwa diam itu adalah emas. Karena sebagian orang teridiam karena sesuatu yang tidak masuk akal dan sebagai orang terdiam karena sesuatu yang wajar yang dapat di tangkap oleh daya pikir manusia. Entah aku masuk kedalam kategori yang mana, apakah terdiam karena sesuatu yang tidak masuk akal ataupun terdiam karena itu sesuatu yang wajar. Bertahun-tahun hingga saat ini aku merasa tak pernah mengungkapkan sesuatu yang luar biasa. Ku anggap semua kata-kata pernah ku ucapkan hanya sebuah kewajaran yang membantukku untuk terhubung dengan yang lainnya. 
            Aku memiliki teman, aku memiliki teman dan aku memiliki teman. Itulah kalimat yang selalu terlinat dalam benakku. Hanya sekedar untuk membuatku semangat untuk menjalani hidup ini. Entah mengapa aku tak dapat terlepas dari sebuah ikatan pertemanan. Aku telah berpikir itu bertahun-tahun. Aku pikir aku bisa melakukan semua hal itu sendiri. Tapi sejujurnya aku salah, tanpa sebuah kata yang bermakna luar biasa teman ini kita tidak ada artinya apa-apa. Pertemanan yang sesungguhnya lebih luar biasa lagi untukku. Bertahun-tahun kulewatkan hariku, bertahun-tahun ke pelajari arti tentang kehidupan, bertahun-tahun juga aku berada di bumi ini dengan teman. Wajar saja kita tidak dapat terlepas dari ikatan itu.
Karena teman lah aku membuat sebuah tulisan ini, dia yang menginspirasiku. Aku juga ingin bahagia begitu yang ia tulis. Aku seperti tertusuk ribuan jarum, aliran darahku seolah-olah berhenti, tubuhku terasa tidak dapat ku gerakkan. Aku tak dapat mengekspresikan diriku pada saat itu. Aku mulai berpikir lebih dalam akan kalimat itu. Sebuah kalimat yang akhirnya menyadarkan ku dari jurang kegelapan. Aku mencoba menelaah kalimat itu, aku begitu tersipu. Bahkan hingga aku hidup di dunia ini aku tak pernah mengatakan aku juga ingin bahagia. Apakah aku bahagia? Atau apakah aku tidak bahagia? 
            Aku hidup dengan bahagia itu menurutku. Aku bahagia jika melihat bumi ini, aku bahagia jika melihat kedua orang tuaku, aku bahagia jika semua bahagia. Itulah presepsiku untuk saat ini. Sebelum aku terinspirasi akan hal ini, aku begitu gelap, pikirankku kacau, dan aku tidak percaya akan kekuatan dalam diriku. Aku begitu lemah ketika seorang mulai mendapatkan sesuatu yang lebih, aku begitu kacau saat aku baru saja dihadapi dengan suatu masalah. Aku seperti TERISOLASI untuk berada di sini. Aku seperti tak pernah ada, bahkan bayanganku saja tidak pernah menganggapku. Tapi itu semua ku telan bulat-bulat, mungkin aku saja yang tidak dapat menyesuaikan dengan keadaan sekarang yang lebih modern saat ini. Tiba saat ku temukan kehidupan yang lebih bahagia, aku bebas layaknya burung yang terbang di angkasa luar.
         Aku yakin manusia dilahirkan dengan misinya masing-masing. Entah untuk apa, bagaimana caranya, dan kapan. Hanya kalian sendiri yang tau akan hal itu. Cobalah untuk mencari sebuah pengalaman yang sesuai dengan kehidupan kalian, jalankan kehidupan ini, jangan pernah kalian yang dijalankan. Karena sesuatu yang lebih bahagia akan menunggu kalian suatu saat nanti saat kalian telah siap untuk memilikinya.

Share This Post

4 comments:

freaky_kuro Says:

saya juga pengen bahagia :'(

Satya Says:

nikmati hidup ini sesuai dengan caramu mulai dari sekarang.

freaky_kuro Says:

aye sir!
tapi lebih tepatnya bukan pengen bahagia sih, soalny yg sekarang jg dah cukup bahagia :p
tapi kalo bisa lebih bahagia lagi mau sih, hahaha

Satya Says:

Tentunya,
Percayalah kepada Tuhan karena Ia selalu memberikan kebahagian kepada kita.

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...